Sabtu, 18 Mei 2013


MENDIDIK ANAK SEJAK DALAM KANDUNGAN

Lahirnya anak cerdas dan sholeh-sholehah tidak bisa juga ditentukan secara medis maupun kecukupun gizi saja. Keduanya hanyalah faktor pendukung dan yang tak kalah penting adalah dengan disertai pendidikan agama sejak dalam kandungan. Untuk bisa mendapatkan anak yang baik sehat secara fisik dan mental maka dibutuhkan amalan serta metoda pendidikan anak yang tepat saat dalam kandungan maupun setelah melahirkan. Cara yang ditempuh dalam metoda pendidikan ini diantaranya yaitu dengan melakukan banyak berdoa, memperdengarkan ayat suci Al-Qur'an dengan cara memperbanyak membacanya dan juga mengajak dialog janin dalam kandungan serta menjaga perilaku ibu selama mengandung dan kehamilan.

MENJADI GURU YANG CERDAS DAN KREATIF

Di antara sekian banyak foktor pendidikan, guru adalah faktor utama yang amat penting dan menentukan keberhasilan pendidikn. Karena gurulah yang akan memenej pembelajaran dengan baik. Di tangan guru yang bijak, cerdas, kreatif dan inovatif, pembelajaran akan  berpeluang  menghasilkan output yang baik kendati media pembelajaran seadanya. Sebaliknya  di tangan guru  yang tidak profesional kendati ditopang media pembelajaran yang baik maka akan berpeluang menghasilkan output yang tidak berkualitas.

Berkenaan dengan itu pemerintah telah mengeluarkan kebijakan peningkatan kualifikasi pendidikan guru. Pada awal kemerdekaan  tahun l950-an, tamatan SGB (Sekolah Guru Bantu) 4 tahun sekolah diperbolehkan mengajar. Kemudian tahun l960-an  tamatan SGB itu tidak diperbolehkan lagi. Seorang guru  mesti tamatan SGA (Sekolah Guru Atas) yang kemudian  berubah nama menjadi  SPG (Sekolah Pendidikan Guru). Tahun l980-an, tamatan SPG tidak lagi diperkenankan mengajar di SD, mesti  memiliki ijazah DII. Kemudian tahun 2000-an terutama setelah diundangkan Undang-Undang Guru maka kualifikasi pengajar  di tingkat SD adalah S1.

Membentuk Keluarga Sakinah wa Rahmah
Memasuki dunia baru bagi pasangan baru, atau lebih dikenal dengan pengantin baru memang merupakan suatu yang membahagiakan. Tetapi bukan berarti tanpa kesulitan. Dari pertama kali melangkah ke pelaminan, semuanya sudah akan terasa lain. Lepas dari ketergantungan terhadap orang tua, teman, saudara, untuk kemudian mencoba hidup bersama orang – yang mungkin – belum pernah kenal sebelumnya. Semua ini memerlukan persiapan khusus (walaupun sebelumnya sudah kenal), agar tidak terjebak dalam sebuah dilema rumah tangga yang dapat mendatangkan penyesalan di kemudian hari. Diantara persiapan yang harus dilakukan oleh pasangan baru yang akan mengarungi bahtera rumah tangga: