Membentuk Keluarga Sakinah wa Rahmah
Memasuki dunia baru bagi pasangan baru, atau lebih dikenal dengan
pengantin baru memang merupakan suatu yang membahagiakan. Tetapi bukan berarti
tanpa kesulitan. Dari pertama kali melangkah ke pelaminan, semuanya sudah akan
terasa lain. Lepas dari ketergantungan terhadap orang tua, teman, saudara,
untuk kemudian mencoba hidup bersama orang – yang mungkin – belum pernah kenal
sebelumnya. Semua ini memerlukan persiapan khusus (walaupun sebelumnya sudah
kenal), agar tidak terjebak dalam sebuah dilema rumah tangga yang dapat
mendatangkan penyesalan di kemudian hari. Diantara persiapan yang harus
dilakukan oleh pasangan baru yang akan mengarungi bahtera rumah tangga:
·
Persiapan mental.
Perpindahan dari dunia remaja memasuki fase dewasa – di bawah naungan
perkawinan – akan sangat berpengaruh terhadap psikologis, sehingga diperlukan
persiapan mental dalam menyandang jabatan baru, sebagai ibu rumah tangga atau
kepala rumah tangga. Kalaupun sekarang anda telah terlanjur menyandang predikat
tersebut sebelum anda sempat berpikir sebelumnya, anda belum terlambat. Anda
bisa memulainya dari sekarang, menyiapkan mental anda lewat buku-buku bacaan
tentang cara-cara berumah tangga, atau anda dapat belajar dari orang-orang
terdekat, yang dapat memberikan nasehat bagi rumah tangga anda
·
engenali Pasangan. Kalau
dulu orang dekat anda adalah ibu, teman, atau saudara anda yang telah anda
kenal sejak kecil, tetapi sekarang orang yang nomor satu bagi anda adalah
pasangan anda. Walaupun pasangan anda adalah orang yang telah anda kenal
sebelumnya, katakanlah dalam masa pacaran, tetapi hal ini belumlah menjamin
bahwa anda telah benar-benar mengenal kepribadiannya. Keadaannya lain. Masa
pacaran dengan lingkungan rumah tangga jauh berbeda. Apalagi jika pasangan anda
adalah orang yang belum pernah anda kenal sebelumnya. Disini perlu adanya
penyesuaian-penyesuaian. Anda harus mengenal lebih jauh bagi pasangan anda,
segala kekurangan dan kelebihannya, untuk kemudian anda pahami bagaimana
sebaiknya anda bersikap, tanpa harus mempersoalkan semuanya. Karena
sesungguhnya anda bersama pasangan anda hidup dalam rumah tangga untuk saling
melengkapi satu dengan yang lainnya, sehingga tercipta keharmonisan.
·
Menyusun agenda Kegiatan.
Kesibukan anda sebagai ibu rumah tangga atau kepala rumah tangga tentunya akan
lebih banyak menyita waktu di banding ketika anda masih sendiri. Hari-hari
kemarin bisa saja anda mengikuti segala macam kegiatan yang anda sukai kapan
saja anda mau. Persoalannya sekarang adalah anda tidak sendiri, kehadiran
pasangan anda disamping anda tidak boleh anda abaikan. Tetapi anda tak perlu
menarik diri dari aktifitas atau kegiatan yang anda butuhkan. Anda dapat
membuat agenda untuk efektifitas kerja, anda pilah, dan anda pilih kegiatan apa
yang sekiranya dapat anda ikuti sesuai dengan waktu yang anda miliki dengan
tanpa mengganggu tugas anda sebagai ibu rumah tangga atau kepala rumah tangga.
·
Mempelajari kesenangan
pasangan. Perhatian-perhatian kecil akan mempunyai nilai tersendiri bagi
pasangan anda, apalagi di awal perkawinan anda. Anda dapat melakukannya dengan
mempelajari kesenangan pasangan anda, mulai dari selera makan, kebiasaan, hobi
yang tersimpan dan lainnya. Tidak menjadi masalah jika ternyata apa yang
disenanginya tidak anda senangi. Anda bisa mempersiapkan kopi dan makanan
kesukaannya disaat pasangan anda yang punya hobi membaca sedang membuka-buka
buku. Atau anda bisa sekali-kali menyisihkan waktu untuk sekedar mengantar
pasangan anda berbelanja, untuk menyenangkan hatinya. Atau kalau mungkin anda
bisa memadukan hobi anda yang ternyata sama, dengan demikian anda telah
memasang saham kasih sayang di hati pasangan anda sebagai kesan pertama, karena
kesan pertama akan selalu diingatnya. Kesan pertama begitu menggoda,
selanjutnya terserah anda (kayak iklan saja). Dan anda bisa menjadikannya
sebagai kebiasaan yang istimewa dalam rumah tangga anda.
·
Adaptasi lingkungan.
Lingkungan keluarga, famili dan masyarakat baru sudah pasti akan anda hadapi.
Anda harus bisa membawa diri untuk masuk dalam kebiasaan-kebiasaan (adat) yang
ada di dalamnya. Kalau anda siap menerima kehadiran pasangan anda, berarti pula
anda harus siap menerimanya bersama keluarga dan masyarakat disekitarnya.
Awalnya mungkin anda akan merasa asing, kaku, tapi semuanya akan terbiasa jika anda
mau membuka diri untuk bergaul dengan mereka, mengikuti adat yang ada, walaupun
anda kurang menyukainya. Sehingga akan terjalin keakraban antara anda dengan
keluarga, famili dan lingkungan masyarakat yang baru. Karena hakekat pernikahan
bukan perkawinan antara anda dan pasangan anda, tetapi, lebih luas lagi antara
keluarga anda dan keluarga pasangan anda, antara desa anda dengan desa pasangan
anda, antara bahasa anda dengan bahasa pasangan anda, antara kebiasaan (adat)
anda dengan kebiasaan pasangan anda. Dst.
·
Menanamkan rasa saling
percaya. Tidak salah jika suatu saat anda merasa curiga dan cemburu. Tetapi
harus anda ingat, faktor apa yang membuat anda cemburu dan seberapa besar
porsinya. Tidak lucu jika anda melakukannya hanya dengan berdasar perasaan. Hal
itu boleh saja untuk sekedar mengungkapkan rasa cinta, tetapi tidak baik juga
kalau terlalu berlebihan. Sebaiknya anda menanamkan sikap saling percaya,
sehingga anda akan merasa tenang, tidak diperbudak oleh perasaan sendiri.
Yakinkan, bahwa pasangan anda adalah orang terbaik yang anda kenal, yang sangat
anda cintai dan buktikan juga bahwa anda sangat membutuhkan kehadirannya,
kemudian bersikaplah secara terbuka.
·
Musyawarah.
Persoalan-persoalan yang timbul dalam rumah tangga harus dihadapi secara dewasa.
Upayakan dalam memecahkan persoalan anda mengajak pasangan anda untuk
bermusyawarah. Demikian juga dalam mengatur perencanaan-perencanaan dalam rumah
tangga, sekecil apapun masalah yang anda hadapi, semudah apapun rencana yang
anda susun. Anda bisa memilih waktu-waktu yang tepat untuk saling tukar
pikiran, bisa di saat santai, nonton atau dimana saja sekiranya pasangan anda
sedang dalam keadaan bugar.
·
Menciptakan suasana Islami.
Suasana Islami ini bisa anda bentuk melalui penataan ruang, gerak, tingkah laku
keseharian anda dan lain-lain. Sholat berjama’ah bersama pasangan anda, ngaji
bersama (tidak perlu setiap waktu, cukup habis maghrib atau shubuh), mendatangi
majlis ta’lim bersama dan memnbuat kegiatan yang Islami dalam rumah tangga
anda. Hal ini akan menambah eratnya ikatan bathin antara anda dan pasangan
anda. Dari sini akan terbentuk suasana Islami, Sakinah, Mawaddah wa Rahmah.
Insya’allah. (assyarif/mus)
by. kahmas10@gmail.com via Keluarga Sakinah
by. kahmas10@gmail.com via Keluarga Sakinah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar